3. Pemeriksaan fisik
Setelah menyelesaikan tahap tanya jawab dan memeriksa fungsi vital tubuh, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Dalam hal ini, pasien mungkin diminta untuk berbaring, duduk, atau berdiri sesuai kebutuhan. Berdasarkan studi tinggi dan berat badan, dokter memeriksa kondisi fisik pasien secara keseluruhan. Dokter mulai mengamati rambut, kuku, dan kulit pasien. Jika ada kelainan, dokter mencatatnya sebagai dasar penunjang pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan fisik juga dilakukan dengan cara menekan bagian tubuh tertentu seperti perut, dada, atau lainnya. Jika Anda mengalami rasa sakit saat menekan, jangan ragu untuk memberi tahu dokter Anda. Ini diikuti dengan pemeriksaan mata, tenggorokan, hidung dan telinga serta organ dalam. Dokter juga akan melihat suara detak jantung, paru-paru, dan buang air besar Anda.
Kekuatan otot pasien juga diperiksa. Dokter mungkin meminta pasien untuk melakukan gerakan tertentu untuk memeriksa kondisi otot dan tulang. Selain itu, penyakit seksual juga termasuk dalam pemeriksaan fisik sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan. Pada pasien pria, dokter akan memeriksa penis dan testis untuk kelainan, infeksi, peradangan, atau kelainan lainnya. Tes dubur digital juga dilakukan untuk memeriksa kondisi prostat.
Pada pasien wanita dilakukan pemeriksaan beberapa organ vital wanita seperti vagina, ovarium, vulva, serviks, dan uterus untuk mengetahui ada tidaknya kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan organ intim. Payudara juga diperiksa untuk deteksi dini kanker payudara. Pemeriksaan fisik juga akan dilakukan untuk melihat apakah ada kelenjar getah bening di daerah tersebut.
4. Investigasi untuk memastikan diagnosis
Jika pemeriksaan fisik menyeluruh telah dilakukan dan dokter meminta pemeriksaan lain, pemeriksaan lain akan dilakukan. Biasanya pemeriksaan dilakukan ketika dokter melihat adanya kecurigaan terhadap suatu penyakit tertentu. Tujuan pemeriksaan adalah untuk menegakkan dan memastikan diagnosis.